Rabu, 14 Mei 2008

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Masalah etika dan tanggung jawab sosial pada saat ini semakin banyak disorot. Kata etika atau ethics berasal dari Bahasa Yunani, yaitu ethikos (moral) maupun ethos (karakter). Etika dapat diartikan sebagai nilai atau aturan tingkah laku yang dipegang oleh kelompok orang atau individu. Secara umum terdapat empat pendekatan mengenai etika tingkah laku, yaitu:
  1. Pendekatan Utilitarian atau Utilitarian View. Berdasarkan pendekatan ini, maka sesuatu akan dinilai baik apabila dianggap baik oleh sebagian besar orang.
  2. Pendekatan Individualisme atau Individualism View. Berbeda dengan pendekatan utilitarian yang berbasis kepentingan khalayak, etika pada pendekatan individualisme dikaitkan dengan dengan kepentingan pribadi (self interest) yang bersifat jangka panjang. Apabila masing-masing individu berorientasi pada kepentingan jangka panjang, maka dipercaya akan tercipta kondisi ”win-win solution”.
  3. Pendekatan Moral-Hak atau Moral-Right View. Dalam pendekatan ini, memberikan perhatian terhadap hak asasi manusia yang bersifat fundamental.
  4. Pendekatan Keadilan atau Justice View. Dalam pendekatan ini, moral perilaku dilandaskan pada ketentuan dan standar yang diberlakukan secara adil.

Whistleblower

Beberapa kasus perusahaan terkuak melakukan praktek tidak beretika karena terdapat ”orang dalam” atau karyawan internal perusahaan yang melaporkan praktek tidak beretika tersebut kepada pihak berwajib atau media massa. Fenomena ini disebut whistleblower. Bagi masyarakat luas, whistleblower seringkali dianggap sebagai pahlawan. Sedangkan bagi perusahaan, pengusaha atau pimpinan organisasi, whistleblower seringkali dianggap sebagai pengkhianat. Beberapa negara sudah memikirkan tentang perlindungan atau proteksi terhadap whistleblower.


Corporate Social Responsibility

Pada saat ini corporate social responsibility (CRS) semakin menjadi isu yang banyak diperbincangkan. CRS merupakan kewajiban organisasi untuk melakukan pelayanan, baik untuk kepentingan organisasi itu sendiri maupun untuk kepentingan stakeholder. Perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi positif bagi kepentingan lingkungan sekitar. Terdapat dua pandangan yang berbeda terhadap CSR. Pada satu sisi terdapat pandangan bahwa CSR akan mengurangi keuntungan perusahaan, menaikkan biaya, dsb. Sedangkan pada sisi lain terdapat pandangan bahwa CSR akan memberikan dampak positif antara lain keuntungan bisnis dalam jangka panjang, citra publik yang baik, dan memberikan win-win solution.


Reaksi Terhadap Etika

Masing-masing perusahaan seringkali memiliki strategi dan reaksi yang berbeda terhadap regulasi dan tuntutan etika bisnis. Reaksi tersebut dapat diklasifikasi dalam empat kelompok, yaitu:

  • Obstructionist strategy atau strategi menghindar, yaitu cenderung menghindari diri terhadap tanggung jawab sosial dan lebih peduli terhadap kepentingan bisnis.
  • Defensive strategy atau strategi bertahan, yaitu cenderung hanya memenuhi syarat-syarat atau ketentuan yang bersifat minimal. Perusahaan tipe ini akan cenderung membayar karyawan pada level UMR (upah minimum regional) meskipun sebenarnya UMR masih dinilai belum memenuhi kebutuhan hidup secara layak dari pekerja.
  • Accommodative strategy atau strategi akomodatif, yaitu berupaya untuk menerima tanggung jawab sosial secara memuaskan, baik dari sisi ekonomi, hukum maupun etika.
  • Proactive strategy atau strategi proaktif, yaitu cenderung berinisiatif secara proaktif terhadap tanggung jawab sosial. Meskipun belum menjadi tuntutan, tetapi sudah melakukan aksi yang nantinya menjadi model atau keteladanan bagi pelaku lain.

Tidak ada komentar: