Minggu, 01 Juni 2008

Organisasi Bisnis dan Lingkungan

Kegiatan bisnis harus memperhatikan perkembangan lingkungan sekitar. Lingkungan organisasi terdiri dari beberapa elemen, antara lain konsumen, kompetitor atau pesaing, pers, dsb. Lingkungan organisasi merupakan semua elemen yang relevan dengan kegiatan operasional organisasi. Pada prinsipnya lingkungan eksternal organisasi terdiri dari dua jenis, yaitu: (1) direct-action (lingkungan langsung) dan (2) indirect-action (lingkungan tidak langsung). Direct-action environment merupakan elemen dari lingkungan eksternal organisasi yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap aktivitas organisasi. Sedangkan indirect-action environment merupakan elemen dari lingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi iklim aktifitas organisasi, namun tidak berpengaruh secara langsung pada organisasi. Berikut beberapa elemen lingkungan organisasi.
  1. Employees atau Karyawan. Karyawan merupakan orang yang bekerja untuk organisasi. Motivasi bekerja karyawan bervariasi, antara lain untuk mencari nafkah, mengejar status, mengejar karir, maupun aktualisasi diri.
  2. Shareholders dan BOD. Shareholders atau pemegang saham merupakan kelompok atau individu yang memiliki modal atau kapital dan diinvestasikan kepada organisasi bisnis. Sedangkan Board of Directors (BOD) atau Dewan Direksi merupakan pihak yang dipercaya oleh pemegang saham untuk mengelola kapital yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, BOD harus bertanggungjawab kepada pemegang saham.
  3. Customers atau Pelanggan. Customers adalah pengguna output dari perusahaan, baik berupa barang maupun jasa. Customers menukarkan sumberdaya yang dimilikinya, biasanya berupa uang, untuk ditukarkan dengan barang dan jasa. Ada 2 tipe konsumen, yaitu: (1) konsumen institusi, misal institusi sekolah, rumah sakit, lembaga pemerintah, perusahaan lain, serta (2) konsumen individu, misalnya rumah tangga.
  4. Suppliers atau Pensuplai. Pensuplai merupakan pihak yang menyediakan input perusahaan, antara lain berupa bahan baku (raw materials), jasa, energi, peralatan kantor dan ATK dan tenaga kerja. Organisasi bisnis pada prinsipnya melakukan proses transformasi dari input menjadi output. Inputnya antara lain berupa bahan baku, energi, tenaga kerja, mesin dan modal. Sedangkan outputnya berupa barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh konsumen.
  5. Pemerintah. Pemerintah berpengaruh terhadap organisasi bisnis karena pemerintah merupakan pembuat regulasi (ragulator), penentu kebijakan (policy maker), maupun pengawas (”wacthdog”).
  6. Special Interested Groups. Special Interested Groups adalah kelompok masyarakat yang terorganisasi dan menggunakan proses dan mekanisme politik untuk meningkatkan daya tawar atau posisi mereka pada isu-isu tertentu, misalnya LSM Gender, LSM tenaga kerja, dsb. Pada beberapa kasus, perusahaan membentuk consumer advocates (pembela konsumen), dimana berperan untuk menampung aspirasi konsumen agar tetap loyal dengan produk dan layanan perusahaan. Selain itu juga ada organisasi independen yang memposisikan diri untuk memperjuangkan kepentingan konsumen, seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
  7. Media. Kegiatan ekonomi dan bisnis senantiasa mendapat perhatian dari media karena merupakan topik yang berdampak kepada banyak orang. Media atau pers antara lain adalah TV, radio, koran, majalah, tabloid, dsb. Organisasi bisnis seringkali juga menggunakan media masa untuk keperluan promosi atau iklan.
  8. Labor Unions atau Serikat Pekerja. Labor Union (Serikat Pekerja) merupakan organisasi yang dibentuk oleh internal karyawan maupun dibentuk secara independen oleh pihak di luar perusahaan, yang bertujuan menggalang kekuatan (collective bargaining) untuk menegosiasikan kesejahteraan karyawan, seperti gaji, kondisi lingkungan kerja (working conditions), jam kerja, dsb.
  9. Financial Institution atau Institusi Keuangan. Lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Lembaga keuangan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu lembaga keuangan formal dan lembaga keuangan non formal. Lembaga keuangan formal antara lain berupa bank, perusahaan asuransi, dsb. Sedangkan lembaga keuangan informal merupakan lembaga yang menjalankan fungsi lembaga keuangan, namun tidak berlandaskan kekuatan hukum. Di Indonesia, lembaga keuangan informal banyak beroperasi di pedesaan atau masyarakat kelompok bawah. Pada umumnya, prosedur dan perjanjian peminjaman relatif sangat cepat, sederhana dan berdasarkan perjanjian lisan atau tertulis yang sederhana.
  10. Competitors (Kompetitor) atau Pesaing. Kompetitor merupakan organisasi lain yang menjadi saingan karena memperebutkan pasar atau kegiatan yang relatif sama dengan kegiatan organisasi.
  11. Variabel Sosial. Sosial variables atau variabel sosial terdiri dari tiga kategori utama, yaitu: demografi, gaya hidup, dan nilai sosial. Faktor demografi antara lain adalah populasi, distribusi usia penduduk, tingkat pendidikan, gender, tingkat penghasilan, status sosial, dsb. Mengenai life style, pada prinsipnya gaya hidup antar kelompok memiliki perbedaan, misal: remaja vs dewasa, pria vs wanita, kota vs desa, keluarga besar vs keluarga kecil, dsb. Sedangkan nilai sosial sangat dipengaruhi oleh asal daerah dan karakteristik sosial budaya yang berbeda, misalnya budaya timur vs budaya barat, nasional vs multi nasional.
  12. Variabel Ekonomi. Economic variables atau variabel ekonomi, yaitu kondisi umum ekonomi yang berpengaruh pada aktivitas perusahaan, antara lain: produk domestik bruto (PDB), pendapatan per kapita, inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran, nilai tukar mata uang, dsb.
  13. Variabel Politik. Political variables atau variabel politik, yaitu isu politik, proses politik dan iklim politik yang mempengaruhi aktivitas organisasi. Kasus IPTN dan Mobil Timor merupakan contoh yang menunjukkan bahwa perkembangan politik dalam beberapa kasus memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu bisnis.
  14. Variabel Teknologi. Technological variables atau variabel teknologi, yaitu perkembangan teknologi yang mempengaruhi pengembangan produk, perubahan atau percepatan proses produksi dan bahan baku. Dalam penentuan desain suatu produk, dalam beberapa kasus ditentukan oleh dorongan teknologi (technology push), terutama pada produk yang bersifat high tech (teknologi tinggi), seperti komputer, sofware, hand phone, dsb. Selain technology push, juga terdapat pendekatan lain dalam penentuan desain produk, yaitu pendekatan market pull (tarikan pasar), yaitu untuk memenuhi customer need and want, serta interfunctional view (kombinasi), yaitu kombinasi antara market pull dan technology push.

Tidak ada komentar: